Babesulut.com, OGAN ILIR – Kebakaran lahan yang melanda wilayah Ogan Ilir menjadi perhatian serius Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Pol Albertus Rachmad Wibowo. Rachmad beserta jajaran pimpinan langsung mengunjungi salah satu lokasi yang rentan terhadap kebakaran di Ogan Ilir, khususnya di Desa Palem Raya, Kecamatan Indralaya Utara.
Kedatangan Kapolda saat itu bersamaan dengan terjadinya kebakaran lahan yang tak jauh dari pemukiman penduduk. Meskipun menghadapi kabut asap yang merayap, Rachmad memilih untuk berada di dalamnya, mengurangi jarak pandang dan merasakan sendiri dampak dari kebakaran.
Dalam kepulan asap yang pekat, Rachmad berdiskusi dengan beberapa pejabat utama dari Polda Sumatera Selatan serta Kapolres Ogan Ilir, AKBP Andi Baso Rahman.
“Upaya pemadaman api terus dilakukan oleh Tim Satgas Karhutla,” ungkap Rachmad sambil melakukan peninjauan di lokasi kebakaran di Palem Raya pada Jumat (18/8/2023).
Rachmad menjelaskan bahwa titik api muncul dengan sangat cepat, bahkan lebih cepat daripada intensitas upaya pemadaman, baik melalui upaya darat maupun udara. “Dalam waktu lima menit, api baru muncul karena kondisi cuaca yang cukup panas. Suhu mencapai 33 derajat Celsius, dan angin bertiup cukup kencang,” jelaskannya.
Rachmad juga terlibat dalam percakapan dengan kepala desa setempat yang mengindikasikan bahwa sejumlah penyebab kebakaran adalah akibat puntung rokok yang dibuang sembarangan oleh masyarakat yang berkebun atau mencari ikan.
Mengingat hal ini, Rachmad mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam membuang puntung rokok, terutama dalam keadaan lahan yang kering. “Mari kita berhenti menciptakan api,” pesannya kepada masyarakat.
Rachmad juga menyoroti tantangan yang dihadapi oleh Tim Satgas Karhutla yang berusaha keras untuk memadamkan api. Menjangkau titik api di daerah terpencil, menurutnya, lebih efektif dilakukan melalui operasi pemadaman dari udara.
Selain faktor manusia, fenomena El Nino juga dinilai sebagai salah satu pemicu dari kebakaran lahan. Pemanasan suhu muka laut di bagian tengah dan timur Samudera Pasifik yang terjadi akibat El Nino telah menyebabkan berkurangnya curah hujan di sekitarnya, termasuk Indonesia.
Diperkirakan bahwa fenomena El Nino akan berlangsung hingga bulan September atau Oktober mendatang, menambah tantangan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran lahan.
Dalam menghadapi ketidakmampuan manusia dalam mengendalikan faktor alam ini, Rachmad sekali lagi mengingatkan masyarakat untuk tidak menciptakan api, terutama di daerah-daerah yang rawan kekeringan.
“Kuncinya satu, kesadaran masyarakat untuk tidak menciptakan api. Mari kita hindari dampak buruk, seperti kabut asap yang mengganggu jalan tol,” tegas Rachmad.
Catatan BPBD mencatat bahwa hingga Agustus 2023, sudah ada 131 hektar lahan yang terbakar di wilayah Ogan Ilir. Daerah rawan kebakaran meliputi Kecamatan Indralaya Utara, Pemulutan, Pemulutan Barat, dan Tanjung Batu. “Sudah ratusan hektar lahan yang terbakar. Di sekitar Tol Palindra saja, kemarin ada 9 hektar lahan yang terbakar,” ungkap Kalaksa BPBD Ogan Ilir, Edi Rahmat.